Polymarket Upacara Kedewasaan: Selamat Tinggal, Polygon

Seiring dengan meningkatnya skala perdagangan dan tuntutan kepatuhan, Polymarket sedang merekonstruksi infrastruktur dasar pasar prediksi, dan akan mengucapkan selamat tinggal pada era Polygon.

Penulis: Sanqing, Foresight News

Baru-baru ini, kabar bahwa Polymarket akan meluncurkan blockchain L2 miliknya sendiri menyebar di Twitter. Setelah diverifikasi, informasi ini berasal dari komunitas resmi Discord, di mana anggota tim Polymarket, Mustafa, mengonfirmasi dalam menjawab pertanyaan pengguna bahwa pembangunan L2 milik sendiri telah menjadi prioritas utama platform saat ini.

Sumber gambar: Komunitas Discord Polymarket, anggota proyek Mustafa membalas pesan pengguna

Pernyataan ini berarti Polymarket sedang bertransformasi dari protokol aplikasi yang berjalan di atas blockchain publik umum, menjadi penyedia infrastruktur yang sangat disesuaikan untuk pasar prediksi. Baik itu hambatan kinerja yang sering terungkap, mekanisme oracle eksternal yang kontroversial, maupun tekanan IPO dan kepatuhan, semuanya mendorong Polymarket ke jalur teknologi yang lebih berdaulat.

Mengucapkan Selamat Tinggal pada Polygon: Membebaskan Diri dari Batasan Kinerja "Menumpang"

Selama ini, Polymarket berakar pada jaringan Polygon, menikmati keuntungan ekspansi biaya rendah di awal, namun seiring pertumbuhan aplikasi yang eksponensial, keterbatasan blockchain umum mulai menjadi "plafon" bagi perkembangan bisnis.

Pada tahun 2025, jaringan utama Polygon mengalami 15 kali gangguan, pemeliharaan, atau penghentian jaringan dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya menyebabkan keterlambatan pencocokan order di Polymarket.

Yang paling parah adalah pada 12 hingga 13 Desember, selama hampir 24 jam, jaringan Polygon mengalami kondisi aneh "Intermittent Stuck Transactions". Insiden ini menyebabkan respons RPC jaringan utama menjadi lambat, dan banyak order taruhan terjebak di mempool tanpa bisa diproses.

Selain itu, pada 10 September terjadi "Consensus Finalization Delay", di mana konfirmasi transaksi di jaringan utama Polygon memang berjalan, namun lapisan konsensus tidak kunjung memberikan keputusan "Finality". Penyelesaian di platform Polymarket pun mengalami kekosongan selama beberapa jam, sehingga prediksi tidak dapat diselesaikan secara final akibat keterlambatan blockchain dasar.

Bagi sebuah platform yang sedang mempersiapkan IPO dan didukung oleh raksasa keuangan tradisional seperti ICE (induk NYSE), ketidakandalan infrastruktur dasar seperti ini adalah risiko kepatuhan.

Bagi pengguna, ketika menghadapi berita mendadak yang berubah dengan cepat, jika kehilangan momen terbaik untuk bertaruh akibat kemacetan jaringan dasar, maka kepercayaan terhadap platform pun akan terguncang.

Dengan membangun L2 milik sendiri, Polymarket dapat terbebas dari persaingan ruang blok dengan dApp lain di Polygon, dan dapat mengoptimalkan karakteristik perdagangan pasar prediksi.

Ini tidak hanya berarti lingkungan jaringan yang lebih stabil, tetapi juga berarti platform akan menguasai hak urutan blok yang lebih inti, sehingga dapat mengatasi gesekan transaksi dan merebut kembali biaya yang sebelumnya mengalir ke blockchain eksternal.

Selain itu, Polymarket telah lama menyediakan kolom Builder khusus dan dokumen Wiki di situs webnya, secara sistematis membuka antarmuka dan alat kepada pengembang eksternal, serta mendorong pihak ketiga membangun aplikasi dan produk turunan berbasis kemampuan pasar prediksi Polymarket.

Di bawah kerangka blockchain umum, aplikasi-aplikasi ini sulit membentuk ekosistem tertutup yang sesungguhnya. Namun seiring kemajuan L2 milik sendiri, aplikasi-aplikasi yang dibangun seputar prediksi, penyelesaian, dan permainan informasi ini akan memiliki syarat untuk bermigrasi secara keseluruhan ke jaringan asli, menyediakan pengguna, arus transaksi, dan use case nyata bagi L2.

Restrukturisasi Oracle: Menutup Celah Kepercayaan pada Mekanisme Pihak Ketiga

Jika L2 yang berkinerja tinggi dan tingkat kegagalan rendah adalah kerangka pendukung kerajaan prediksi, maka oracle adalah jantung yang menopang mesin ini.

Selama ini, Polymarket sangat bergantung pada mekanisme "optimistic" oracle eksternal UMA, namun dengan lonjakan volume transaksi, ketergantungan ini perlahan berubah menjadi kelemahan fatal.

Mekanisme penyelesaian sengketa UMA dalam menangani perselisihan kompleks sering kali memerlukan siklus konfirmasi hingga 48 jam, dengan 24 jam pertama untuk voting anonim dan 24 jam berikutnya untuk pengungkapan suara.

Penantian panjang ini tidak hanya sangat memperlambat efisiensi perputaran dana, tetapi juga secara desain memberi celah bagi manipulasi oleh pemain besar. Beberapa insiden besar pada tahun 2025 telah menjadi pelajaran pahit atas kegagalan mekanisme UMA.

Salah satu yang paling disorot komunitas adalah "Kasus Jas Zelensky" dengan volume transaksi 237 juta dolar. Meski saat itu pakaian Zelensky di KTT NATO telah dikonfirmasi oleh banyak media otoritatif sebagai jas, whale UMA demi kepentingan sendiri memaksa hasil voting menjadi "No".

Kasus "Perjanjian Mineral Ukraina" yang terjadi setelahnya semakin memperburuk keadaan. Tanpa konfirmasi resmi apa pun, whale UMA kembali memanfaatkan keunggulan tata kelola untuk memaksakan keputusan, dan meski Polymarket mengakui keputusan itu "tidak terduga", mereka menolak memberikan kompensasi karena keterbatasan protokol dasar.

Tirani tata kelola yang bertentangan dengan konsensus objektif ini tidak hanya menyebabkan kerugian jutaan dolar, tetapi juga secara mendasar mencederai keadilan pasar prediksi terdesentralisasi.

Sebelumnya, Polymarket telah mulai mengalihkan feed harga pasar prediksi kripto ke Chainlink. Ini menunjukkan bahwa platform telah menyadari bahwa di bidang pasar prediksi yang membutuhkan akurasi tinggi dan ketahanan terhadap manipulasi, voting eksternal yang umum sudah tidak lagi memadai.

Dengan mengintegrasikan oracle asli secara vertikal, Polymarket dapat membangun sistem kepercayaan berbasis staking token POLY di protokol dasar miliknya.

Penyelesaian harian dalam jumlah besar akan dilakukan oleh node asli yang sangat otomatis dengan cepat dan murah, sementara sengketa yang sangat kompleks akan diputuskan oleh pemangku kepentingan POLY yang sesungguhnya.

Integrasi oracle tingkat kedaulatan seperti ini tidak hanya dapat memperpendek siklus penyelesaian, tetapi juga menghilangkan ruang rente tata kelola yang dibawa oleh middleware eksternal.

Dikotomi Ekuitas dan Token: Konsumsi Token POLY

Dalam diskusi mengenai token POLY, penulis menilai hal yang paling patut diperhatikan adalah bagaimana menangani hubungan antara "ekuitas" dan "hak token".

Sebelumnya, seiring valuasi Polymarket melonjak ke 9 miliar dolar dan muncul rencana IPO, pasar sempat khawatir jalur tokenisasi akan digantikan oleh proses IPO yang patuh regulasi. Namun kemudian CMO-nya, Matthew Modabber, pada 24 Oktober mengonfirmasi di Twitter rencana penerbitan dan airdrop token POLY.

Oleh karena itu, sejalan dengan rencana infrastrukturnya, dapat dilihat bahwa Polymarket sedang menempuh jalur "dual track" yang unik.

Struktur ekuitas sebagai wadah dunia fiat tradisional, memuat nilai merek, lisensi kepatuhan, dan keuntungan perusahaan, serta menyediakan jangkar jangka panjang bagi investor tradisional; sedangkan token POLY didefinisikan sebagai "bahan baku industri" dan "konsumsi operasional" seluruh pasar prediksi.

Token ini tidak lagi menjadi semacam bukti tata kelola yang abstrak, melainkan bahan bakar penggerak jaringan L2, wadah wajib untuk staking node oracle, serta media fisik untuk penyelesaian dan biaya dalam ekosistem.

Konsep "konsumsi token" seperti ini dapat menghindari risiko regulasi akibat diklasifikasikan sebagai sekuritas, dan token juga dapat terintegrasi secara mendalam ke dalam protokol dan aplikasi, mewujudkan keterkaitan antara penangkapan nilai dan penggunaan nyata.